Sinopsis Lonceng Cinta Episode 247 by Yohana Sitorus
Aaliya " Kewajiban seorang kakak adalah memberikan kebahagiaan pada adiknya,tapi kakakku telah merenggut kebahagiaanku itu..
Abhi " Aku memenuhi semua kebutuhanmu.
Aku memberimu makan saat aku kelaparan.
Aaliya " Aku merindukan ayah juga ibu.
orangtua kita akan terluka melihat putranya menjadi musuh terbesar dalam hidup putrinya.
Nenek menampar Aaliya.
Nenek " Aku yang membesarkanmu dan Abhi yang memenuhi semua kebutuhan juga keinginan kita.
Aku selalu memberitahu Abhi agar dia tidak terlalu memanjakanmu.
Kau sudah menyakiti semua orang.
Aaliya " Nenek tidak akan bisa melihat rasa sakitku ini.
Kenapa dia tidak memberikan Purab padaku.
Dia pura2 peduli padaku,sebenarnya dia hanya peduli pada Pragya dan juga keluarganya sendiri.
Abhi " Cukup.
Apa maksudmu dengan bilang selama ini aku hanya pura2 peduli padamu.
Aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.
Kau tidaklah layak mendapatkan kasih sayangku.
Krn itu aku,Abhishek Mehra,pemilik dari rumah ini,memintamu untuk keluar dari rumahku sekarang juga.
Jangan pernah tunjukkan wajahmu lagi di sepanku.
Pragya meminta Abhi untuk memaafkan Aaliya.
Nenek memohon agar Abhi tidak mengusir Aaliya.
Abhipun luluh melihat airmata nenek.
Abhi " Baiklah.
Tapi aku tetap harus menghukum dia.
Hukumannya adalah,kita sekarang tidak ada hubungan apa2 lagi.
Kau adalah orang asing bagi diriku.
Jangan pernah muncul dihadapanku.
Pragya melihat Abhi gelisah dikamar.
Pragya " Tidurlah
Abhi " Semua orang hanya pura2 peduli padaku.
Kalau kau mau pergi meninggalkanku,untuk apa kau peduli pada diriku.
Siapa aku bagimu.
Pragya " Aku..aku..
Abhi " Aku.
Bukan kau.
Pragya " Kau..kau..
Abhi " Jawablah sekarang.
Aku tau kau tidaklah peduli padaku.
Aku menikahimu tapi aku tidak pernah memberikan hakmu sebagai seorang istri.
Aku telah belajar hal penting dalam hidup ini,kita tidak boleh terlalu mencintai seseorang.
Kita akan terluka saat mereka akan pergi.
BACA SELANJUTNYA :
Sinopsis Lonceng Cinta Episode 248
0 Response to "Sinopsis Lonceng Cinta Episode 247 by Yohana Sitorus"